Contoh-contoh
belajar berdasarkan Pendekatan Klasikal,Pendekatan Operan
dan
Pendekatan Kognitif
Tugas Kelompok Pikologi
Pendidikan.
Oleh Kelompok 9
- Iin Cristin Sidabutar : 161301015
- Fitri Amelia : 161301045
- Nur Annisa Putri : 1613010147
- Khadijah Zahira Haq : 161301051
- Muhammad Habibie Ar Rasyid : 161301053
- Billy Febrinandus Saragih : 161301056
- Rahul Alexander : 161301064
Metode
Belajar Klasikal
Contoh
:
1.Sewaktu
TK, Zaza tidak menyukai warna hitam. Dan zaza menyukai boneka beruang. Namun
ketika Zaza dibelikan boneka beruang dengan baju hitam yg dikenakan beruang. Lama-lama Ia pun
menjadi menyukai warna hitam
Warna Hitam(UCS) = respon
berupa tidak suka
Boneka
Beruang (UCS) =
respon berupa suka
Warna
hitam (UCS) + Boneka Beruang(UCS) = respon berupa suka
Warna
Hitam(CS) =
respon berupa suka
2.Dafa awalnya biasa saja dengan susu. Tapi Dafa sangat menyukai coklat. Suatu ketika, ibunya memberikan susu rasa coklat, dan Dafa pun jadi sangat menyukai susu coklat. Sehingga dafa pun jadi sangat menyukai susu.
Susu (Stimulus Netral) = tidak ada respon
Coklat (UCS) = respon berupa
rasa suka
Susu (Stimulus Netral) + Coklat(UCS) = respon berupa rasa suka
Susu(CS) = respon berupa rasa suka
3.Raihan sangat takut dengan anjing berukuran besar. Suatu ketika, ia melihat ada kucing sedang berlari kearahnya, ternyata kucing itu sedang dikejar oleh anjing besar Raihan pun jadi terkejut dan takut karena kehadiran anjing tersebut. Hal ini menyebabkan jika ada kucing berlari, ia menjadi was was akan adanya kehadiran anjing.
Kucing (Stimulus Netral) = tidak ada respon
Anjing Besar (UCS) = respon berupa rasa takut
Kucing(Stimulus Netral) + Anjing(UCS) = respon berupa rasa takut
Kucing (CS) = respon berupa
rasa takut
4.Selama
Bulan Ramadhan, ZOLA berusaha untuk berpuasa, walaupun ia masih belum sanggup
untuk menahan lapar dan haus. Usia zola yang masih sekitar 10 tahun ia selalu
berusaha untuk puasa full seharian. Setelah di iming imingi akan diberikan uang
Rp. 10.000 sehari oleh bundanya, jika ia dapat berpuasa selama seharian penuh.
Zola berusaha keras untuk bisa menyelesaikan puasa seharian hingga pada
akhirnya waktu berbuka puasa tiba dan zola diberikan uang Rp. 10.000 oleh
bundanya.
Unconditioned
Stimulus (US) : Berpuasa
Unconditioned
Respon UR : Menahan rasa
lapar dan haus
Conditioned
Stimulus CS : Uang Rp.
10.000
Conditioned
Respon CR : Berusaha
menahan rasa lapar dan haus
5.Setiap
hari pukul 16.00 wib. Dini selalu pergi mengaji di masjid, ketika dia malas
untuk mengaji , sang ayah menjanjikan akan memberikan boneka baru jika ia pergi
mengaji. Setiap kali ia melihat boneka baru , dini selalu malas untuk pergi
mengaji sampai di berikan boneka baru.
Unconditioned
Stimulus (US) : Pergi
mengaji
Unconditioned
Respon (UR) :Rasa malas
Conditioned
Stimulus (CS) :Mainan
Conditioned
Respon (CR) : Malas pergi
mengaji
6.Ketika
saya akan kuliah pada pagi hari, saya selalu tidur tidak terlalu larut malam
dan mengaktifkan alarm agar bisa bngun pagi dan melaksanakan sholat subuh.
Unconditioned
Stimulus (US) :
Pergi kuliah pagi
Unconditioned
Respon (UR) : Tidak tidur
larut malam
Conditioned
Stimulus (CS) :
Mengaktifkan Alarm
Conditioned
Respon (CR) : Bangun pagi
7.suara
lagu dari penjual es krim yang berkeliling dari rumah ke rumah.Awalnya mungkin
suara itu asing, tetapi setelah si pejual es krim sering lewat, maka nada lagu
tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang
panas.Bayangkan, bila tidak ada lagu tersebut betapa lelahnya si penjual
berteriak-teriak menjajakan dagangannya.
8.Bunyi
bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari,
terjadi proses menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang
makanan(rujak, es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat di rumah, bel masuk
kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri lama.
Untuk menambah kelekatan dengan
pasangan, Jika anda mempunyai pasangan yang “sangat suka (UCR)” dengan coklat
(UCS). Disetiap anda bertemu (CS) dengan kekasih anda maka berikanlah sebuah
coklat untuk kekasih anda, secara otonom dia akan sangat suka dengan coklat
pemberian anda. Berdasarkan teori, ketika hal itu dilakukan secara
berulang-ulang, selanjutnya cukup dengan bertemu dengan anda tanpa
memberikan coklat, maka secara otonom pasangan anda akan sangat suka (CR)
dengan anda, hal ini dapat terjadi karena pembentukan perilaku antara UCS, CS,
UCR, dan CR.
Pengkondisian Operan
Penguat
Positif
Ø Frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).
Contoh :
1. Sewaktu
kami kecil, Setiap bulan Ramadhan, orang tua saya selalu mengatakan kepada saya
maupun abang-abang saya kalau misalkan
pada bulan ramadhan puasa kami full 1 bulan penuh maka kami akan diberi hadiah
yaitu baju baru. Karena kami dijanjiin seperti itu, maka kamipun semakin giat
untuk berpuasa 1 bulan penuh untuk mendapatkan hadiah tersebut.
2. Yoga, anak yang duduk disekolah menengah Pertama di
masukan oleh ibunya kedalam suatu kelas musik. Awalnya Yoga tidak mau masuk
kelas musik, namun saat ibunya berkata akan mengajaknya berlibur keluar negeri
kalau dia bisa memainkan berbagai jenis alat musik, Yoga pun akhirnya mau les
musik dan belatih dengan giat.
3. Andi anak kecil berusia dua tahun dimarahi oleh ibunya
jika dia buang air kecil dicelana. Sebaliknya jika Andi memberitahukan terlebih
dahulu kepada ibunya kalau dia ingin buang air kecil sehingga ibunya bisa
membawakan ke WC, ia akan diberikan pujian dengan mengatakan bahwa Andi adalah
anak yang pintar.
Penguat Negatif
Ø Frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan
penghilangan stimulus yang merugikan (tidak mnyenangkan).
Contoh :
4. Setiap
keponakan saya mau makan, lauknya harus ada mie instan. Saya selalu melarangnya
karena itu tidak baik jika terlalu sering, sampai dia nangis dan dia tidak akan
mau makan nasi kalau tidak pakai mie instan. Jadi sayapun memperbolehkannya
memakan mie instan, karena kalau tidak dia tidak akan makan nasi.
Hukuman
Ø Konsekueni
yang menurunkan probabiitas terjadinya suatu perilaku.
Contoh :
5. Sewaktu
kecil saya orangnya nakal, suka ngomong kasar kepada abang-abang saya. Jadi
suatu hari mama saya dengar kalau saya ngomong kasar kepada abang saya, lalu
mama saya langsung memarahin saya, dan menarik saya, mama saya pun langsung mengunyah
jahe untuk di sembur kemulut saya karena ngomong kasar kepada abang saya agar
saya tidak mengulangin kesalahan itu lagi. Sehingga saya ketakutan dan pada saat itu
juga saya tidak mau bersama mama saya untuk beberapa hari, karena saya begitu
takut dengan mama saya.
6. Johan anak berusia 14 tahun adalah anak yang sering bolos
dari kelas. Suatu hari dia ketahuan bolos yang kesekian kalinya oleh gurunya.
Johan langsung di proses oleh guru BP nya dan dibuat surat panggilan kepada orangtua
Johan. Saat mendengar hal itu, Johan sangat takut dan berjanji bahwa dia tidak
akan mau bolos dari kelas saat pelajaran berlangsung.
Belajar
Kognitif
Contoh
:
1. Sinta membeli mainan
yaitu sebuah rubik. Saat pertama kali membelinya, sinta tidak bisa menyusun
rubik yang sudah diacak. Namun setelah 2-3 minggu sinta memainkan rubik
tersebut, sinta menjadi bisa menyusun rubik yang sudah diacak itu.
2. Pada suatu hari, ibu
memasak nasi goreng untuk keluarga nya. Ternyata nasi goreng yang dimasak ibu
itu terlalu pedas. Keesokkan hari nya si ibu kembali memasak nasi goreng, dan
kali ini nasi goreng buatan ibu sudah pas ( tidak terlalu pedas ).
3. Arya anak Paud yang
berusia 2 tahun sering memperhatikan Ibunya yang selalu membereskan
buku-bukunya kedalam laci setelah ia selesai belajar. Hingga pada suatu saat,
setelah Arya selesai belajar, dengan inisiatif sendiri dia langsung membereskan
sendiri buku-bukunya kedalam laci. Hal ini adalah salah satu proses belajar
kognitif.
4. Dulu, ketika saya
masih duduk di Sekolah Dasar, saya dan
teman-teman sedang bermain dilapangan bermain yang luas dan dipenuhi rumput
hijau. Tidak sengaja saya melihat suatu jenis tumbuhan yang jika disentuh dapat
layu/menutup dengan sendirinya. Saya heran mengapa hal itu bisa terjadi, karena
rasa ingintahu saya yang besar, saya mengambil tumbuhan tersebut dan menunjukan
nya kepada ibu saya. Akhirnya ibu saya menjelaskan bahwa tumbuhan itu adalah sejenis
perdu yang sangat cepat menutup daunnya jika disentuh,yang biasa di sebut dengan
tanaman putri malu.
5.Ada
seorang anak yang ingin bermain sepeda karena melihat teman sebayanya, iya pun
meminta kepada ayahnya untuk membelikan sepeda baru. Ketika sepeda baru sudah
dibeli iya masih belum bisa untuk menaikinya, kakinya pun masih kaku untuk
mengkayuh sepeda tersebut apalagi untuk menyeimbangkan badannya agar tidak terjatuh, akhirnya sang ayah
memberikan roda bantu disebelah kanan dan kiri sepeda. Seminggu pertama, iya sudah
bias mengayuh sepedanya dengan lancar, dengan motivasi dan pembelajaran dari
ayahnya. Di minggu kedua sang ayah mulai melepas satu roda bantu yang disebelah
kanan, awalnya sang anak terjatuh karena belum bias menyeimbangkan badannya,
tapi lama – kelamaan dengan diajari oleh sang ayah, sang anak mulai terbiasa dengan
sepeda dengan sebelah roda bantu. Dan diminggu terakhir, sang ayah mulai
melepas kedua roda bantu disepeda tersebut, awalnya sang anak terjatuh ketika
menaikinya dikarenakan belum terbiasa dan belum bias menyeimbangkan kedua badannya, akan tetapi lama kelamaan dia
mulai terbiasa dengan hal tersebut, dia mulai bias menyeimbangkan kedua
badannya, dan akhirnya sang anak telah mahir menggunakan sepeda tersebut.
6.Franconero anak berumur 4 tahun yang
belum bias membaca menulis dan berhitung,
ketika memasuki umur 5 tahun ibunya memasukkannya kedalam taman kanakkanak. Di taman kanak kanak tersebut ia mulai diajari membaca dengan cara mengeja huruf demi huruf, awalnya Franconero tidak bisa. Akan tetapi,
dorongan dan motivasi dari
sang guru membuatnya lebih giat berlatih, dibantu dengan kedua orang tuanya,
begitulah seterusnya sampai ia bias membaca sepenuhnya ditaman kanak kanak. Tetapi ketika ditaman kanak kanak, Franconero belum diajari hitungan perkalian dan
pembagian. Dan setelah masuksd
ibu gurunya mengajarkan hal tersebut. Awalnya ia sangat bingung, dan dengan motivasi dari sang guru akhirnya Franconero bias melakukan operasi Matematika.
0 komentar:
Posting Komentar