PENGELOLAAN
KELAS
Pengelolaan kelas adalah kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondi si yang optimal bagi
terjadinya proses belajar efektif didalam kelas. Belajar efektif itu sendiri
memiliki 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek
kognitif yaitu menjadikan siswa dari yang tidak tau menjadi tau, aspek afektif
menjadikan siswa dari yang tidak suka menjadi suka, dan aspek psikomotorik
berkaitan dengan skill.
Pengelolaan kelas memiliki tujuan dan strategi, yaitu :
·
Tujuan
-
Mewujudkan situasi & kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin
-
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapatt menghalangi terwujudnya interaksi
belajar mengajar yang efektif
-
Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi
waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan
-
Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional
·
Strategi
-
Mendesain lingkungan fisik kelas untuk
pembelajaran yang optimal
-
Menciptakan lingkungan yang positif
untuk pembelajaran
-
Membangun dan menegakkan aturan
-
Mengajak murid untuk bekerja sama
-
Mengatasi problem secara efektif
-
Menggunakan strategi komunikasi
Ada 4 empat prinsip dasar yang dapat digunakan
untuk menata kelas (Evertson, Emmer, & Worsham, 2003), yaitu :
·
Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang
·
Pastikan bahwa kita dapat dengan mudah
melihat semua murid
·
Materi pengajaran dan perlengkapan murid
harus mudah diakses
·
Pastikan murid dapat dengan mudah
melihat semua presentasi kelas.
Selain itu juga ada
gaya penataan dalam pengelolaan kelas, ada 5 gaya penataan yaitu :
A.
Gaya Auditorium
Semua
murid duduk menghadap guru, penataan ini membatasi kontnak murid tatap muka dan
guru bebas bergerak kemana saja. Gaya ini sering kali dipakai ketika guru
mengajar atau seseorang memberi presentasi ke kelas
B.
Gaya tatap muka
Murid
saling menghadap, gangguan dari murid lain akan lebih besar pada susunan ini
ketimbang pada susunan auditorium
C.
Gaya off-set
Sejumlah
besar murid duduk di bangku tetapitidak duduk berhadapan langsung satu sama
lain, gangguan dalam gaya ini lebih sedikit ketimbang gaya ini lebih sedikit
ketimbang gaya tatap muka dan dapat efektif untuk kegiatan pembelajaran
kooperatif
D.
Gaya seminar
Sejumlah
besar murid duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U,
ini terutama efektif ketika guru ingin agar murid berbicara satu sama lain atau
bercakap-cakap dengan guru
E.
Gaya klaster
Sejumlah
murid bekerja dalam kelompok kecil. Susunan ini terutama efektifuntuk aktivitas
pembelajaran kolaboratif
Ada strategi umum untuk menciptakan lingkungan yang
positif untuk pembelajaran, yaitu gaya otoritatif. Gaya manajemen kelas
otoritatif akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan
pelaku yang independen. Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give-and-take dan menunjukkan sikap
perhatian kepada mereka. Guru yang menggunakan strategi gaya otoritatif akan menjelaskan aturan dan
regulasi, menentukan dstandar dengan masukan dari murid. Sehingga tercipta
lingukan yang positif untuk pembelajaran.
Gaya otoritatif bertentangan dengan strategi otoritarian
dan permisif. Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan
punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban kelas dikelas, bukan pada
pengajran dan pembelajaran. Sehingga guru sangat mengekang dan mengontrol murid
dan tidak banyak melakukan percakapan dengan murid. Dan gaya manajemen kelas permisif memberikan
banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan
keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Sehingga murid yang
berada dikelas otoritarian dan permisif cenderung mempunyai keahlian akademik
yang tidak memadai dan kontrol diri yang rendah.
0 komentar:
Posting Komentar